Permintaan jasa pengaspalan terus meningkat seiring berkembangnya kawasan bisnis, hunian, hingga infrastruktur publik. Kualitas jalan yang baik bukan hanya membuat area terlihat rapi, tetapi juga meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengguna. Karena itu, memilih penyedia jasa pengaspalan yang berpengalaman menjadi langkah penting untuk memastikan hasil pekerjaan benar-benar maksimal.
Berikut penjelasan 10 proses pengaspalan jalan secara lengkap dan terperinci, mulai dari tahap persiapan hingga finishing akhir — sesuai dengan standar pekerjaan aspal hotmix (paling umum digunakan untuk jalan, parkiran, dan area industri).
1. Persiapan Awal (Survey & Pembersihan Lahan)
Sebelum mulai, kontraktor aspal jalan melakukan:
Survey lokasi: Mengukur luas area, ketebalan yang diinginkan, dan kondisi tanah.
Pembuatan RAB (Rencana Anggaran Biaya): Menentukan volume bahan, alat, dan tenaga kerja.
Pembersihan area: Menghilangkan rumput, batu, sampah, atau sisa konstruksi lama agar permukaan rata dan bersih.
Tujuan: memastikan lahan siap untuk tahap pemadatan dan struktur pondasi kuat.
2. Pekerjaan Tanah & Pemadatan Dasar
Jika lahan masih berupa tanah mentah (belum ada lapisan dasar), maka perlu dilakukan:
Perataan permukaan tanah menggunakan motor grader.
Pemadatan awal dengan alat baby roller atau vibro roller.
Penyiraman air untuk membantu pemadatan optimal.
Jika tanah labil atau lembek, bisa ditambahkan urugan sirtu (pasir batu) atau batu kapur.
🔧 Kepadatan ideal: minimal 95% dari kepadatan maksimum standar Proctor Test (standar dalam proyek jalan).
3. Pembuatan Lapisan Pondasi (Base Course)
Lapisan ini berfungsi menahan beban kendaraan sebelum aspal dituangkan.
Terdiri dari dua tahap umum:
Lapis Pondasi Bawah (Subbase) → bahan sirtu atau batu kapur kelas C, tebal ±15–20 cm.
Lapis Pondasi Atas (Base Course) → menggunakan batu makadam atau batu pecah kelas A/B, tebal ±10–15 cm.
Setelah disebar, pondasi dipadatkan kembali menggunakan roller 6–10 ton agar stabil.
Hasil akhir: permukaan keras, padat, dan tidak bergelombang. Ini sangat penting untuk mencegah aspal retak dini.
4. Prime Coat (Lapisan Perekat Awal)
Prime coat adalah lapisan aspal cair tipis (biasanya asphalt cutback MC-30 atau emulsi aspal).
Disemprotkan di atas pondasi batu yang sudah padat.
Berfungsi sebagai pengikat antara batu pondasi dan lapisan aspal hotmix agar menempel kuat.
Dibiarkan kering selama ±2–4 jam sebelum lapisan hotmix digelar.
Tanpa prime coat, aspal bisa mudah mengelupas dari permukaan pondasi.
5. Penghamparan Aspal Hotmix
Tahapan utama pengaspalan:
Aspal hotmix dikirim dari pabrik AMP (Asphalt Mixing Plant) dalam kondisi panas ±140–160 °C.
Penghamparan (spreading) dilakukan dengan alat asphalt finisher agar lapisan merata sesuai ketebalan (biasanya 3–5 cm).
Jenis lapisan hotmix dapat disesuaikan:
AC-Base (Aspal Concrete Base): Lapisan dasar.
AC-BC (Aspal Concrete Binder Course): Lapisan pengikat.
AC-WC (Aspal Concrete Wearing Course): Lapisan aus/atas (yang terlihat di permukaan jalan).
Ketebalan total jalan hotmix biasanya 3–10 cm tergantung fungsi jalan.
6. Pemadatan Lapisan Aspal (Compacting)
Setelah aspal digelar:
Pemadatan awal menggunakan tandem roller (roller baja).
Pemadatan antara menggunakan pneumatic roller (roda karet) untuk menghilangkan rongga udara.
Pemadatan akhir (finishing) menggunakan steel wheel roller agar permukaan halus dan rata.
Pemadatan harus dilakukan selagi aspal masih panas (sekitar 120–140 °C) agar hasilnya padat sempurna.
7. Tack Coat (Lapisan Perekat Antara Lapisan Aspal)
Jika ada lebih dari satu lapisan hotmix (misalnya AC-Base dan AC-WC), maka antar lapisan perlu diberi tack coat:
Aspal cair tipis disemprot di antara dua lapisan.
Fungsinya merekatkan lapisan bawah dan atas agar tidak mudah terkelupas.
8. Finishing dan Pendinginan
Setelah pemadatan, permukaan jalan didiamkan hingga dingin (±2–4 jam).
Cek kerataan dan kemiringan (drainase).
Bersihkan sisa material di tepi jalan.
Bila perlu, dilakukan pengecatan marka jalan dan pemasangan rambu.
9. Pemeriksaan Kualitas (Quality Control)
Kontraktor wajib memastikan hasil pekerjaan sesuai standar:
Ketebalan lapisan sesuai RAB.
Permukaan rata (tidak bergelombang).
Kepadatan sesuai spesifikasi teknis.
Daya rekat antar lapisan kuat.
Kadang dilakukan uji core drilling (ambil contoh aspal) untuk memastikan ketebalan sesuai.
10. Jalan Siap Digunakan
Setelah pendinginan sempurna:
Jalan bisa dibuka untuk kendaraan ringan dalam 24 jam.
Untuk kendaraan berat, disarankan menunggu ±48 jam agar aspal benar-benar stabil.
Gambaran Umum Waktu dan Peralatan
| Tahap | Estimasi Waktu | Alat yang Digunakan |
|---|---|---|
| Persiapan lahan | 1–2 hari | Dozer, grader, water tank |
| Pemadatan dasar | 1 hari | Vibro roller, baby roller |
| Pondasi & prime coat | 1–2 hari | Sprayer, dump truck |
| Pengaspalan hotmix | 1–3 hari | Asphalt finisher, tandem roller |
| Finishing & QC | 1 hari | Steel roller, alat ukur kemiringan |
Kesimpulan Proses Pengaspalan
Proses pengaspalan terdiri dari 10 tahapan utama:
Survey → Pembersihan → Pemadatan → Pondasi → Prime coat → Pengaspalan → Pemadatan → Tack coat → Finishing → Quality control.
Setiap tahap pengaspalan jalan berpengaruh langsung terhadap daya tahan dan kualitas jalan.
Jika dilakukan sesuai prosedur, umur aspal hotmix bisa mencapai 5–10 tahun bahkan lebih, tergantung volume lalu lintas dan perawatan.

